Sabtu, 19 Desember 2009

Profil Kota Tasikmalaya



Kota Tasikmalaya adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota Tasikmalaya secara geografis terletak antara 10753' - 10820' Bujur Timur dan 73' - 749' Lintang Selatan. Wilayah Kota Tasikmalaya sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya. Luas wilayah Kota Tasikmalaya 177,79 km2 dan terbagi menjadi delapan kecamatan.

Penduduk Kota Tasik terkenal pandai membuat barang-barang kerajinan yang unik dan menarik. Yang terkenal bordir, kelom geulis, tikar, anyaman mendong, dan meubel kayu. Pangsa pasarnyapun telah merambah hingga ke luar benua seperti Eropa dan Amerika. Dari kemampuan membordir dihasilkan aneka kebaya, mukena, kerudung, taplak meja, atau seprei. Sentra kerajinan ini terdapat di empat kecamatan yaitu Cibeureum, Cipedes, mangkubumi, dan Kawaluyang. Kelom geulis, sandal khas Tasik beralas kayu damar atau albazzia, termasuk primadona yang cukup diandalkan. Komoditas ini telah ditekuni sejak tahun enam puluhan dan sempat mengalami puncaknya dua puluh tahun kemudian. Sentra kerajiannya terdapat di wilayah Kecamatn Cibeureum, tepatnya di Desa Kersanengara, Mulyasari, Setiamulya, Sukahurip, dan Sumelap.

Maraknya sektor industri sedikit banyak mempengaruhi majunya perdagangan di wilayah ini. Hasil karya seni masyarakat setempat yang unik menjadi salah satu daya tarik orang-orang di luar daerah. Mereka datang untuk berbelanja kebutuhan sendiri atau untuk kulakan.
Di sektor lain, usaha-usaha yang digeluti penduduk kota ini antara lain pertanian di bidang tanaman pangan dan holtikultura, kehutanan, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Hasil bumi yang paling menonjol adalah buah-buahan seperti salak, pisang, jambu biji, dan mangga.
Tasikmalaya juga dikenal sebagai kota santri, khususnya di era sebelum 1980-an karena hampir di seluruh di wilayah ini tersebar pondok pesantren yang mengajarkan agama Islam, baik pondok besar maupun kecil, bahkan melahirkan tokoh perjuangan nasional di antaranya adalah Zainal Mustafa.


Sumber Data:
Jawa Barat Dalam Angka 2007
(01-7-2007)
BPS Provinsi Jawa Barat
Jl. PHH Mustapa No. 43, Bandung 40124
Telp (022) 7272595, 7201696

Fax (022) 7213572

Sumber :

http://regionalinvestment.com/sipid/id/displayprofil.php?ia=3278



Sumber Gambar:
http://www.tasikmalayakota.go.id/fckeditor/userfiles/Tasikmalaya-Mesjid%20Agung-nanang%20(5).jpg

Profil Kabupaten Tasikmalaya



Kabupaten Tasikmalaya terletak di bagian tenggara Propinsi Jawa Barat, dengan koordinat 07o10-07o49 LS dan 107o56-108o80 BT, dengan batas sebelah barat Kabupaten Tasikmalaya yaitu Kota Tasikmalaya, Kab. Ciamis dan Majalengka, sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia, Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Garut, Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Ciamis. Luas wilayah Kab. Tasikmalaya 2.563,35 Km2 atau 271.251,71 Ha. Secara administratif terbagi kedalam 39 Kecamatan dan 351 Desa, jumlah penduduk tahun 2006 1.743.324 jiwa dengan kepadatan penduduk ssebesar 757,38 per km2. Luas wilayah Kabupaten Tasikmalaya adalah 268.090 ha. Adapun penggunaan lahan tersebut terdiri dari lahan sawah seluas 49.662 ha dan lahan darat/bukan sawah seluas 218.428 ha. Karakteristik topografi wilayah Kabupaten Tasikmalaya sangat bervariasi yang terdiri dari zona pegunungan, perbukitan dan pedataran. Wilayah tertinggi adalah gunung Galunggung yang terletak 1.600 m.dpl dan terendah adalah di sepanjang pesisir pantai Samudera Indonesia.

Pengembangan investasi di sektor agribisnis sangat terbuka, mengingat ketersediaan lahan yang belum tergarap optimal masih cukup luas. Dukungan lain untuk pengembangan agribisnis di Kabupaten Tasikmalaya adalah jenis tanah, cuaca, maupun sumber daya alam lainnya. Sektor peternakan juga sangat terkait erat dengan pengembangan sektor agribisnis. Sektor peternakan diharapkan mampu menunjang pengembangan sektor agribisnis yang diarahkan pada pengembangan komoditi unggulan yang ramah lingkungan dan berbahan organik.

Pengembangan sektor peternakan di kabupaten ini diprioritaskan pada ternak besar maupun unggas. Pola pengembanan ternak besar diarahkan pada usaha penggemukan maupun peranakan. Lokasi pengembangan di arahkan ke wilayah bagian tengah dan selatan kabupaten. Sedangkan untuk pengembangan ternak unggas diarahkan di wilayah utara kabupaten. Wilayah Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu daerah tangkapan air. Kondisi ini menyebabkan persedian air di Kabupaten Tasikmalaya cukup melimpah, sehingga sangat baik untuk pengembangan/budidaya perikanan air tawar.Disampingitu, kabupaten ini juga menyimpan potensi sumber daya hayati kelautan di Zoa Ekonomi Ekslusif Samudera Indonesia yang belum optimal di ekploitasi. Kabupaten Tasikmalaya juga memiliki panjang pantai sejauh 54 km yang menyimpan potensi sumber daya perairan untuk pengembangan tembak udah dan ikan air payau.

Potensi sektor industri kecil di Kabupaten Tasikmalaya cukup beragam dan memiliki karakter yang khas. Sektor industri kecil merupakan penopang pertumbuhan perekonomian rakyat yang cukup berkembang di kabupaten ini. Produksi dilaksanakan secara home industri dan tersebar di berbagai wilayah kecamatan. Produk-produk sektor industri kecil di Kabupaten Tasikmalaya diarahkan pada peningkatan daya saing produksi melalui pemanfaatan keunggulan komparatif dan kompetitif dengan basis bahan baku lokal untuk pemenuhan pasar lokal, regional maupun ekspor.

Potensi sektor pertambangan juga cukup melimpah. Terdapat 39 jenis bahan tambang yang telah diidentifikasikan. Hingga saat ini potensi pertambangan yang ada di Kabupaten Tasikmalaya belum diadakan kajian secara seksama melalui feasibility study sehingga cadangan (deposit) bahan tambang belum diketahui secara pasti. Sebagian potensi bahan tambang sudah dilakukan eksplorasi maupun eksploitasi oleh pengusaha kecil lokal dan sebagian kecil oleh investor luar. Dengan demikian peluang investasi di sektor pertambangan masih terbuka lebar.

Kabupaten Tasikmalaya juga menyimpan potensi pariwisata yang cukup menjanjikan dengan keragaman daya tarik wisata yang dimiliki. Karakteristik potensi wisata di kabupaten ini terdiri dari wisata pegunungan, wisata pantai, wisata petualangan dan wisata budaya/religi. Peluang pengembangan investasi di sektor pariwisata adalah pembangunan sarana akomodasi wisata yang representatif maupun sarana penunjang wisata lainnya. Lokasi potensial yang memiliki daya tarik wisata adalah Kecamatan Sukaratu, Kecamatan Salawu, Kecamatan Bantarkalong dan Kecamatan Cikalong serta Cipatujah.


Sumber Data:
Jawa Barat Dalam Angka 2007
(01-7-2007)
BPS Provinsi Jawa Barat
Jl. PHH Mustapa No. 43, Bandung 40124
Telp (022) 7272595, 7201696

Fax (022) 7213572

Sumber :

http://regionalinvestment.com/sipid/id/displayprofil.php?ia=3206



Sumber Gambar:
http://www.republika.co.id/images/news/2009/05/20090530055011.jpg

Peta Tasikmalaya


View Larger Map

"Ngabuburit" di Taman Resik

Pada tahun 1970-an warga Tasikmalaya punya tempat istimewa untuk ngabuburit atau menunggu saat berbuka, yakni Taman Resik yang terletak persis di lokasi Gedung DPRD Kabupaten Tasikmalaya (Jalan Oto Iskandar di Nata, Kota Tasikmalaya, saat ini).

Taman yang cukup luas tersebut ditumbuhi banyak pohon sehingga terlihat asri dan teduh. Di sini anak-anak bisa bermain ayunan atau bermain jungkat-jungkit yang memang telah disediakan sebagai pelengkap taman.

Di sekitar taman para pedagang menjajakan beragam jajanan untuk takjil, antara lain penjual kue sempe, semacam kue simping yang ngerekes bila digigit. Harga kue berwarna merah ini sekitar Rp 5.000-Rp 10.000 per biji. Bila dimakan dan dijulurkan di mulut, kue ini bisa dipakai untuk menakuti anak balita hingga dia menangis karena menyangka bahwa yang memakan kue tersebut baru saja minum darah.

Kue sempe ini berhadiah. Bila kita membelinya 10 biji, si penjual akan menyuruh kita mengambil semacam kupon, yakni kertas kecil yang dilipat dan ditaruh di dalam kaleng bekas biskuit. Bila beruntung, kita akan mendapatkan nomor di kertas tersebut. Bisa angka 10 untuk hadiah sempe 10 biji, atau angka 20 sampai 40 untuk jumlah hadiah yang sama. Bahkan, bila kita sedang gede milik, ada di antara kupon tersebut yang bergambar bulatan lonjong. Itu berarti kita mendapat hadiah sebutir telur asin.

Yang berhadiah bukan hanya sempe, melainkan juga es parut. Untuk jajanan yang satu ini, kita diharuskan punya keterampilan membidik bila menginginkan hadiahnya, yakni bila kita membeli es tersebut, kita punya satu kesempatan menjepretkan karet gelang ke dalam kaleng bekas biskuit yang sudah dilubangi. Kira-kira jaraknya 2 atau 3 meter. Bila karet berhasil masuk ke dalam kaleng, kita bisa mendapatkan satu jenis hadiah yang disediakan, antara lain potlot dan penghapus.

Bila sedang tidak punya uang dan malas bermain, di taman ini kita juga bisa menonton orang bermain tenis. Lapangan bersebelahan dengan taman, di sisi sebelah selatan. Yang bermain tenis di tempat tersebut biasanya pejabat atau pengusaha. Kalau tidak, cukuplah tiduran beralas tikar di rerumputan. Nikmat dengan angin semilir.

Si Kuik

Di sebelah barat Taman Resik berdiri megah Masjid Agung (lokasinya sama dengan tempat Masjid Agung sekarang). Nah, antara masjid dan taman dipisahkan oleh jalan dan juga rel kereta. Bila saatnya tiba, di rel tersebut akan lewat kereta yang terkenal dengan nama "Si Kuik". Ia dinamakan seperti itu karena suaranya memang "kuak-kuik" sambil menyemburkan asap hitam dari cerobong lokomotifnya.

Ada dua jenis kereta yang dikenal masyarakat Tasikmalaya tempo dulu, yakni Si Kuik ini, yaitu kereta barang yang hanya bergerbong dua atau tiga dan biasa mengangkut pasir dari Gunung Galunggung. Yang lain bernama "Si Kuong". Jenis yang kedua ini adalah kereta penumpang biasa yang bunyinya selalu terdengar "kuooong-kuooong" meskipun ia masih jauh dari stasiun. Keduanya adalah kereta yang masih memakai tenaga batu bara atau suluh.

Biarpun bentuknya lebih kecil, Si Kuik lebih diakrabi anak-anak karena selalu melintas ke kota, yakni melewati Taman Resik kemudian berbelok ke barat ke arah Jalan Yudanegara sekarang. Adapun Si Kuong hanya bisa "ditonton" di rel yang melintasi stasiun.

Anak-anak yang berani selalu tergoda untuk nangkel di gerbong (yang lebih mirip bak tempat mengangkut barang) dan ikut hingga beberapa belas meter sebelum ada petugas yang menghardiknya. Anak-anak biasanya akan nangkel dari stasiun sampai di taman atau ke Gunung Singa, yakni kompleks kolam renang yang di bekas lokasinya kini berdiri Bioskop Parahyangan.

Ada anak-anak yang selalu membawa paku besar untuk kemudian diletakkan di atas besi rel. Bila tergilas roda kereta, paku tersebut akan gepeng dan bisa dibentuk pepesoan. Bila sudah terlihat ada sekelompok anak yang meletakkan paku di rel, sang masinis atau petugas yang biasa ngajega di depan lokomotif akan ngagorowok pura-pura marah, "Sok siah, tiguling keh kareta aing diganjelan paku mah!"

Anak-anak yang bergerombol di pinggir rel akan bubar berlarian sambil tingcirihil, tertawa-tawa. Kujang dan Megaria

Arena ngabuburit lain di sekitar Taman Resik adalah Bioskop Kujang dan Bioskop Megaria. Letaknya di seberang Masjid Agung sebelah utara, yang kini menjadi lokasi Gedung Dakwah. Pada bulan puasa, kedua bioskop ini selalu menyajikan matinee show sampai empat kali, yakni pukul 10.00, 12.00, 14.00, dan 16.00. Bila dipikirkan sekarang, tentu saja sangat aneh ada bioskop yang berseberangan dengan Masjid Agung. Namun, begitulah kenyataan di Tasikmalaya pada 1970-an.

Kedua bioskop yang ngarendeng ini selalu bersaing dalam memutar film. Bahkan, mereka selalu menaruh poster film berukuran besar di depan bioskop sehingga sering menjadi perhatian orang yang tengah wiridan di masjid. Bioskop Megaria (yang kemudian pindah lokasi ke bekas kolam renang Gunung Singa dan berubah nama menjadi Bioskop Parahyangan) selalu menyajikan film-film Hollywood (film Barat), sedangkan Bioskop Kujang sering memutar film-film Mandarin.

Nama-nama bintang film Mandarin tempo dulu dikenal baik oleh pencandu film di Tasikmalaya yang selalu menonton di Bioskop Kujang. Film-film yang mendapat perhatian cukup besar antara lain adalah produksi Shaw Brothers, yakni The Five Brothers yang dibintangi David Chiang dan Cheng Pei Pei, serta One Armed Swordman dengan bintang Wang Yu yang bermain mengesankan sebagai pendekar bertangan satu yang jago memainkan pedang.

Selalu ada banyak gangguan bila kita menonton film di bioskop pada siang hari, terutama bila menonton di Bioskop Megaria yang mempunyai pintu masuk kelas 2 dan 3 di sebelah timur, tepat di pinggir jalan yang berseberangan dengan rumah tahanan. Penonton kelas 2 atau 3 yang baru masuk saat film sudah diputar akan diteriaki dengan riuh oleh penonton lain karena cahaya matahari masuk dan membuyarkan konsentrasi.

Gangguan lain jelas datang dari Si Kuik. Bila sedang lewat, suara kereta ini terdengar nyaring dari dalam bioskop. Suasana tegang atau terhanyut karena adegan film akan terganggu sejenak karena penonton akan serempak nyurakan Si Kuik yang lewat.

Begitulah ngabuburit di Tasikmalaya tempo dulu. Selain orang yang khusyuk tadarus di masjid, di sekitar masjid banyak pula yang menghabiskan waktu untuk kesenangan belaka.


Sumber :

NAZARUDDIN AZHAR

Penyair, Tinggal di Tasikmalaya

http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/09/02/16542846/ngabuburit.di.taman.resik.

2 September 2009

"Nu Gareulis Ti Tasik"

BUKAN hanya kelom geulis, kerajinan tempo dulu yang berkembang di Kota Tasikmalaya. Ada juga kerajinan lainnya, yaitu payung geulis.

Pada umumnya, orang membayangkan, payung diciptakan untuk menaungi kita dari terpaan hujan. Tapi tidak dengan payung geulis. Payung yang jadi produk kebanggaan dan salah satu simbol kota Tasikmalaya ini justru pantang terkena gerimis, apalagi hujan. Payung itu bisa saja menepis gerimis, tapi pasti akan cepat rusak karena hanya terbuat dari kertas. Payung geulis memang berbeda dengan payung umumnya. Payung ini sebenarnya hanya untuk hiasan di rumah atau kantor-kantor.

Dahulu mojang (gadis) Tasikmlaya yang cantik berkebaya, tak akan sempurna bila tidak menggenggam payung jenis ini, untuk melindungi wajah cantik dari sengatan sinar matahari. Dari situ munculah istilah payung geulis, artinya payung yang bikin penampilan tambah geulis atau cantik.

Apa yang membuat mojang Tasik melengkapi diri dengan payung geulis. Perhatikan baik-baik payung kertas ini. Segera saja terlihat keindahan memancar dari sana. Keunikan payung geulis pada lukisan bunga warna-warni yang mendekorasi ruang-ruang pada lapisan penutup. Lukisan ini dikerjakan secara manual oleh tangan-tangan terampil mojang Tasik yang mengekspresikan cinta dan hasratnya dalam membentuk aneka bunga. Di tangan mojang Tasik, payung geulis menjadi karya seni lukis yang mengagungkan keindahan.

Sayang, kini tak banyak mojang Tasik yang terlihat berkebaya sambil menggenggam payung geulis. Modernisme telah mengubah mode dan fashion hampir di seluruh pelosok bumi. Eksistensi payung geulis pun menghadapi tantangan.

Hanya saja, bukan urang Tasik bila tak punya cara cerdik. Payung geulis yang tak lagi dijadikan kelengkapan mode lalu digeser fungsinya sebagai wahana ekspresi seni yang layak dikoleksi. Dengan cara cerdik seperti ini, payung geulis tetap lestari meski jumlah penciptanya dari hari ke hari semakin sedikit.

Bisnis payung geulis pun sempat bertahan lama. Payung yang pernah berjaya sejak tahun ’50-an itu, saat ini tinggal empat unit usaha yang menggeluti payung geulis. Jumlah pekerja seni yang satu ini, mencapai 37 orang. Mereka adalah kaum ibu yang tetap teguh melestarikan karya seni. Membeli payung geulis berarti mengoleksi karya seni.

Padahal kalau menengok beberapa dekade ke belakang, payung geulis, tidak saja dipasarkan di dalam negeri, tapi sempat ekspor ke Malaysia, Singapura, bahkan ke Belanda.

Di sentranya, yaitu daerah Babakan Payung, Kota Tasikmalaya, dulu sebagian besar warganya, bekerja di usaha kerajinan tersebut. Namun, sekali lagi sekarang meredup, karena banyak kendala, termasuk dalam bidang pemasaran.

Upaya menghidupkan pemasaran payung geulis, sering dilakukan pelaku bisnis di Tasikmalaya. Misalnya, seorang pengusaha toko swalayan berupaya menyediakan tempat bertemunya antara calon pembeli dan penjual payung geulis.

Namun upaya itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Keberadaan pusat kerajinan dan oleh-oleh Kota Tasikmalaya di area komplek Plaza Asia hingga kini belum memberikan kontribusi sesuai harapan.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Kota Tasikmalaya, berusaha ikut memasarkan lewat internet."Kita mempromosikan lewat internet, ternyata mulai berhasil. Ada warga Spanyol yang memesan payung geulis. Untuk pengamanan, karena transaksi lewat internet, kami minta uang muka lima puluh persen," tutur Siti dari penyuluh Disperindag, Kota Tasikmalaya.

Menurut perajin "Payung Geulis Mandiri" Yayat Sudrajat, asal Kel. Panyingkiran Kec. Indihiang, Kota Tasikmalaya, pesanan dari Spanyol, buah pemasaran lewat internet masih kecil. Omzetnya baru Rp 500.000,00-an, melalui internet.

Selama ini, Yayat hanya mengandalkan promosi lewat pesanan saja, baik di Tasikmalaya, Bandung, Jakarta, Surabaya maupun Sumatra. "Pemasaran yang dikerjakan baru sebatas menerima pesanana saja dengan omzet kurang dari Rp 100 juta per tahun," katanya.

Selain kendala promosi, masalah yang dihadapi para perajin yakni harga-harga baku yang tidak stabil dan naik. "Harga cat, minyak tanah, dan kertas terus merangkak naik. Padahal keperluan bahan baku tidak bisa dihindari," katanya.

Solusi untuk menyiasati itu, pihaknya terpaksa mengurangi jumlah pembelian bahan baku. Dengan mempekerjakan tiga belas orang, Yayat berusaha memenuhi pesanan sekitar dua puluh unit atau satu kodi per hari. Sebagian produksi payung geulis dilakukan di rumah pekerja. Harga jualnya, mulai dari Rp 20.000,00 sampai Rp 100.000,oo/buah. Pemesan biasa perhotelan atau salon kecantikan. Dia akan berusaha sekuat tenaga untuk melestarikan kerajinan itu. (Cecep S.A./"PR")***

Sumber :

http://www.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=69809

Kabupaten Tasikmalaya 'Si Tua' yang Terlahir Kembali

Berpijak pada masa lalu yang telah terlewati. Mungkin itulah kata-kata yang tepat ditujukan bagi Kabupaten Tasikmalaya saat ini. Jika Anda ingat, dulu daerah ini dikenal sebagai pusat ekonomi, kerajinan, pertanian, wisata, dan pendidikan. Tapi itu dulu. Kab Tasikmalaya sekarang adalah daerah yang berbeda.

Seperti halnya bayi yang baru dilahirkan, kabupaten yang luasnya mencapai 2.712,52 km2 ini sekarang seolah menjelma menjadi wujud yang baru dan beda. Wujud yang lebih segar, lebih manis, dan lebih pintar. Perubahan yang tidak terlihat ekstrem namun tegas itu, seolah ingin menunjukkan bahwa Kab Tasikmalaya tetap bisa berdiri meski tanpa kehadiran sembilan kecamatan yang saat ini masuk dalam wilayah Kota Tasikmalaya.

Dengan segala kemampuan yang tidak dimiliki daerah lain di Priangan Timur, Kab Tasikmalaya langsung menancap gas sekencang-kencangnya untuk mengejar ketertinggalan. Tak terbilang, langkah cepat yang sudah dicapai daerah yang terletak antara 1070 56' - 10808' BT dan 70 10' LS - 70 49' LS ini. ''Kita sudah membulatkan tekad untuk membawa Kab Tasikmalaya menjadi daerah yang maju dan dinamis,''kata Bupati Tasikmalaya, Tatang Farhanul Hakim.

Tatang bertekad membawa daerah yang dipimpinnya selangkah lebih maju dibanding empat daerah lainnya di Priangan Timur. Visinya menjadikan Kab Tasikmalaya sebagai daerah yang religius/Islami, maju dan sejahtera, serta kompetitif dalam bidang agribisnis di Jawa Barat tahun 2010,

Tatang mengatakan, ''Tak ada yang tak mungkin dalam kehidupan ini. Asalkan direncanakan dengan baik dan matang, semua akan tercapai dengan melalui proses yang cepat atau pun lambat.'' Menurut dia, semua potensi yang ada saat ini memang sangat layak untuk diangkat dan dikembangkan.

Ia menyebut salah satu produk unggulan yang menjadi andalan selama ini adalah buah manggis. Produk yang merupakan buah berbiji lembut dan berwarna putih itu, memang sudah lama dikenal khalayak luas sebagai buah sehat nan lezat dengan rupa yang menggoda. ''Saya tidak meragukan lagi kalau buah manggis bisa menjadi andalan yang menghasilkan devisa besar bagi Kabupaten Tasikmalaya. Sejak dulu, manggis sudah dibudidayakan di Puspahiang,'' ungkap Tatang.

Nama Puspahiang, sebuah kecamatan yang berbatasan dengan Kec Mangunreja, adalah daerah yang menjadi kawasan ibukota Kab Tasikmalaya, dikenal dengan potensi buah manggisnya. Ketenaran dan jaminan akan kualitas itu memang tak salah dilekatkan ke Kec Puspahiang. Pasalnya, menurut Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kab Tasikmalaya, Ir Henry Nugroho, produksi manggis di kawasan itu setiap tahunnya cenderung menunjukkan peningkatan. ''Kita bangga dengan produksi manggis yang ada di sana. Karena dari situ juga keberadaan Tasikmalaya bisa menjadi lebih dikenal,'' tutur dia.

Henry mengatakan, banyak sekali rencana yang akan dan sedang digulirkan untuk mewujudkan cita-cita menjadikan daerah agrobisnis yang disegani. Di antaranya, ujar dia, dengan membuat kerja sama dengan beberapa intansi yang terkait. ''Kita lakukan itu karena kita tidak berniat membuat satu kawasan khusus yang dijadikan sebagai tempat transaksi terakhir penjualan produk agro,'' ungkap dia.

Namun demikian, menurut Badan Perencanaan Daerah Kab Tasikmalaya, besarnya potensi agroindustri belum tergarap secara maksimal. Hal itu, karena sumber daya manusia (SDM) yang ada masih belum terbina dengan baik. ''Itu fakta yang tak bisa dihilangkan. Namun dengan kondisi sekarang yang sudah jauh berbeda, kita yakin agro bisa dikembangkan dan dijual ke pasar lebih baik,'' ujar Drs Asep Rasyid, Kepala Bapeda Kab Tasikmalaya.

Selain manggis, potensi agro lain yang juga dimiliki Kab Tasikmalaya adalah tanaman padi jenis SRI (System of Rice Intensification), salak, dan cabe. Seperti sudah dimafhum, dia melanjutkan, padi SRI saat ini sedang digalakkan pengembangannya karena memiliki beberapa keuntungan. ''Panen bisa dilakukan lebih banyak dalam setahun. Karena masa tanam jauh lebih singkat. Namun, kualitas tetap terjaga,'' ujar dia.

Kawasan yang saat ini sedang dikembangkan untuk sentra tanaman padi SRI, Asep mengatakan, ada di 39 kecamatan. Termasuk, sambung dia, 12 kecamatan yang saat ini sudah menghasilkan produksinya setiap bulan. ''Meski padi SRI konsisten dibudidayakan, kita juga tidak melupakan pada padi sawah biasa. Karena itu juga bisa jadi ujung tombak pertanian kita,'' ujar dia.

Untuk potensi lain seperti salak dan cabe, Asep menjelaskan, pemkab menggandeng sejumlah petani yang ada di kawasan yang menjadi sentra produk tersebut. Untuk salak, dia melanjutkan, Kecamatan Manonjaya sudah ditetapkan sebagai sentra dan Kec Cisayong untuk pengembangan cabe.

Meski potensinya besar, namun ada kendala yang cukup besar. Kendala itu adalah belum sinergisnya kerja sama antarberbagai pihak. Hal itu diakui Henry Nugroho. Kata dia, kalau memang pemkab ingin menjadikan sektor agro sebagai andalan, maka harusnya ada langkah-langkah taktis yang harus dilakukan. ''Jangan hanya dibebankan kepada kami. Karena itu sangat terkait erat dengan pihak lain juga,'' kata dia.

Henry menyebutkan, untuk membawa Kab Tasikmalaya sebagai daerah yang memiliki potensi agrobisnis tersukses pada 2010 mendatang, harus ada pergerakan mulai dari hulu hingga hilir. Istilah hulu sendiri, menurut dia, dialamatkan kepada dinas yang dipimpinnya. ''Setelah hulu hingga ke hilir itu adalah pihak lain yang terkait. Seperti dinas perdagangan, pengusaha, dan yang lainnya,''jelas dia,

Selain itu, sambung Henry, harus didukung ketersediaan sarana dana prasarana transportasi. Masalahnya, sambung dia, untuk bisa mengangkut hasil agro yang sudah dipanen, pasti akan membutuhkan jalan raya yang memadai. ''Pemkab harus memerhatikan masalah itu. Faktanya, masih banyak jalan yang tidak bagus. Itu bisa menghambat laju pertumbuhan ekonomi dari sektor agro,'' ujar dia.
(muslim ambari )


Sumber

http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=295370

4 Juni 2007



  

Potensi Wisata di Tasikmalaya

Potensi Wisata

1. Obyek & Dava Tarik Wisata Cipanas Galunggung, Kampung Naga, Pamijahan, Pantai Cipatujah, Taman Lengsar Pantai Sindangkerta, Taman Bubujung Indah Pantai Ciheras, Desa Wisata Tenjowaringin, Desa Wisata Pagerageung, Situ Sanghiang, Talaga Denuh, Jembatan Cirahong, Agro Wisata Perkebunan Teh Taraju, Agro Wisata Salak, Goa Daha, Goa Anteg, Goa Dasarongga, Goa Nyai, Goa Odeng.
2. Cinderamata aneka kerajinan bambu, bordir dan anyaman mendong, serta anyaman pandan.
3. Seni dan Budaya.

PRODUK UNGGULAN

Kawasan Wisata Gunung Galunggung

Gunung Galunggung merupakan gunung berapi yang menjadi Maskot Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya. Mempunyai ketinggian 2.167 m dpl, terdapat banyak fasilitas aktivitas wisata yang ditawarkan saat ini, antara lain: daya tarik wana wisata meliputi areal seluas 120 ha yang meliputi kawah Gunung Galunggung dan keindahan panorama hutan Iindung, pemandian air dari sumber air panas pegunungan dengan kandungan belerang yang bermanfaat untuk pengobatan dan kesehatan (cure tourism). Peluang Investasi : Peluang investasi di lokasi Obyek & daya Tarik Wisata Gunung Galunggung cukup besar dengan membangun fasilitas-fasilitas rekreasi, rumah makan/restoran, camping ground, dan kios wisata/galeri untuk cinderamata kerajinan khas Tasikmalaya.

Lokasi Khas Wisata Budava Kampung Naga

Kampung Naga merupakan perkampungan tradisional dengan luas areal 1,5 ha. Lokasi Khas Wisata Budaya Kampung Naga terletak pada ruas jalan yang menghubungkan Tasikmalaya - Garut. Secara administrative Kampung Naga temasuk Kampung Legok Dage Desa Neglasari Kecamatan Salawu. Ivent Pariwisata yang dapat dinikmati berupa Upacara Adat yang disebut Upacara Sasihan, antara lain Idul Adha 10 Dzulhijah Mendak Taun 28 Muharam Maulid Nabi 12 Rabiul 'awal Isro' Mi'raj 27 Rajab Nisfu Sya'ban 1 Ruwah Idul Fitri 1 Syawal Upacara Pedaran (sewindu / 8 tahun sekali) jatuh pada bulan Mulud tahun 2008. Peluang Investasi : Peluang Investasi cukup besar dengan membangun fasilitas-fasilitas rekreasi. rumah inakan restoran dan kios wisata/galeri untuk cinderamata kerajinan khas Tasikmalaya.

Lokasi Khas Wisata Ziarah Pamijahan

Pamijahan merupakan Lokasi Khas Wisata Ziarah yang terletak di Desa Pamijahan. Kecamatan Bantarkalong, sekitar 65 Km dari Kota Tasikmalaya ke arah Selatan, dengan luas areal sekitar 25 ha. Lokasi Khas Wisata Ziarah ini kental dengan acara-acara ritual agama, hari-hari besar Islam merupakan puncak ramainva pengunjung ziarah ke Pamijahan. Peluang investasi : Peluang Investasi cukup besar dengan membangun fasilitas pemondokan berupa barak-barak dan kios wisata galeri untuk cinderamata berupa rumah makan restoran, kelengkapan ziarah dan kerajinan khas Tasikmalaya.

Kawasan wisata Pantai Selatan

Tasikmalaya terkenal dengan Kawasan Pantai Cipatujah. Obyek dan Daya Tarikwisata pantai Cipatujah meliputi area kurang lebih 115 ha. Pada akhir tahun biasanya diadakan Hajat Lembur (Pesta Nelayan). Kawasan Pantai Selatan, selain obyek dan daya tarik wisata Cipatujah terdapat pula obyek dan daya tarik wisata lainnya seperti : Taman Lengsar Pantai Sindangkerta dan Konservasi Penyu, Pantai Pamayangsari dengan Perkampungan NeIavannya, Taman Bubujung Indah Pantai Ciheras dan Pantai Karangtawulan. Peluang Investasi : Peluang Investasi cukup besar dengan membangun fasilitas-fasilitas hotel restoran, sarana dan perlengkapan rekreasi bahari, serta kios wisata galeri untuk cinderamata kerajinan khas Tasikmalaya.

Sumber:

http://www.tasikmalaya.go.id dalam :

http://www.budpar.go.id/page.php?ic=568&id=2363

Sukaratu Ingin Masuk Pemkot Tasik

Menyusul upaya warga yang berada di wilayah Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya Utara yang ingin bergabung dengan wilayah Kota Tasikmalaya, kini warga Kecamatan Sukaratu menyatakan keinginan yang sama.

Kecamatan Sukaratu yang memiliki luas sekitar 33.611.04 hektar, terdiri dari 6 desa dan memiliki batas administrasi dengan Kota Tasikmalaya tersebut, menyatakan keinginannya untuk ikut bergabung seperti halnya yang disuarakan masyarakat Kec. Cisayong.

Bahkan, keinginannya tersebut bukan hanya seandainya Tasik Utara terbentuk saja, namun tidak terbentuk pun Tasik Utara, masyarakat Cisayong berharap bisa bergabung dengan kota. Padahal wilayah hukum Polresta Tasikmalaya selama ini sudah mencakup wilayah Kecamatan Cisayong, Rajapolah, Ciawi, bahkan Pagerageung.

Menurut beberapa tokoh di wilayah Sukaratu, Minggu (25/10), sebagian masyarakat yang pada umumnya bermata pencaharian petani, buruh, pedagang dan pengrajin tersebut mengakui, ingin bisa bergabung dengan Kota Tasikmalaya, yang diharapkan bisa memajukan daerahnya dalam mengembangkan potensi daerahnya.

Menurut masyarakat, wilayah Sukaratu yang memiliki potensi unggulan yakni obyek wisata Galunggung, pertanian, pertambangan pasir dan batu serta perikanan diakui akan lebih maju jika bergabung dengan Kota. Pasalnya, saat ini potensi yang ada di wilayahnya tidak bisa lebih maju karena infrastruktur penunjangnya masih minim seperti halnya jalan menuju ke obyek wisata Gunung Galunggung atau saluran irigasi untuk pertanian.

Beberapa warga Sukaratu, di antaranya Dedi, Jojo, Dadan, dan Ivan yang namanya ingin dirahasiakan mengatakan, Sukaratu yang wilayahnya subur dan strategis menjadikan wilayah yang potensial bagi pengembangan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut, dirasakannya setelah Gunung Galunggung meletus tahun 1982 dan memiliki banyak hikmah untuk bisa dimanfaatkan.

Menurut mereka, dengan pesawahan yang tidak pernah kekurangan air sekalipun di musim kemarau, serta tempat wisata yang diharapkan masyarakat akan memberikan peluang untuk lebih meningkatkan pembangunan dengan potensi yang dimilikinya baik dari segi pendidikan, perdagangan, pariwisata, dan pertambangan.

Namun sayang sekali, lanjut mereka, harapan tinggal harapan karena wilayah yang kaya akan potensi dan diharapkan bisa memajukan daerah tidak bisa dimaksimalkan. Dengan infrastuktur yang kurang maksimal membuat potensi daerah yang begitu banyak tidak bisa dikembangkan secara baik. Artinya, pemerintah sudah membiarkan daerah yang kaya potensi begitu saja.

"Dengan alasan tersebut, wajar jika saya memilih ikut bergabung dengan Pemkot, karena saya ingin lebih maju dengan memanfaatkan potensi daerah. Hal ini bukan berarti menyudutkan Pemkab karena tidak memperhatikan Sukaratu, atau Pemkab belum berhasil menjalankan roda pemerintahannya," ujar salah seorang di antara mereka.

Jika saja Pemkab Tasikmalaya bisa memperhatikan Sukaratu karena banyak potensi daerah yang dimilikinya, besar kemungkinan akan tercipta kemajuan daerah, khususnya Sukaratu dan umumnya Kab. Tasikmalaya.

Namun, karena sejauh ini perhatian Pemkab kurang, maka potensi yang dimiliki pun tidak bisa dimaksimalkan dan kemajuan tidak bisa dimaksimalkan. Hingga akhirnya, mereka menyatakan sikap untuk bergabung dengan Pemkot. (A-14/A-26).***

Sumber :

http://hotnews.pikiran-rakyat.com/index.php?mib=news.detail&id=106092

26 Oktober 2009

Potensi Objek Wisata Pantai Cipatujah Pasca Tsunami

Pasca bencana alam tsunami tahun 2006 lalu, objek wisata bahari Pantai Cipatujah di Kabupaten Tasikmalaya bagian selatan ini tetap berpotensi, karena memiliki daya tarik tersendiri. Setelah porak poranda, objek wisata alam itu, kini kembali bersolek.

Pengelolaan obyek wisata pantai Selatan ini dibawah kendali Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Tasikmalaya, yang kini tengah memoles kawasan wisata ini dengan membangun kios-kios wisata, gazebo, area bermain anak, menara pandang, mesjid, panggung terbuka, penginapan, area parkir yang cukup luas, dan sarana rekreasi lainnya.

Obyek wisata Pantai Cipatujah meliputi area kurang lebih 115 hektar, terletak kurang lebih 74 km dari pusat kota Tasikmalaya. Pantai selatan Tasikmalaya ini memiliki potensi wisata yang tersebar di sepanjang pantai Cipatujah sampai Cikalong. Disamping obyek-obyek wisata tersebut masih terdapat obyek dan daya tarik lain. Pada area pantai selatan Tasikmalaya bermuara sungai-sungai yang cukup besar membuat panorama alam disekitarnya indah dan sangat potensial untuk dikemas menjadi obyek wisata.

Letak yang cukup strategis sebagai salah satu obyek wisata yang dijumpai bila melewati jalur Tasik Selatan, selain Pantai Pamayangsari, Pantai Sindangkerta dan Karangtwulan yang tidak kalah eloknya. Pantai Cipatujah ini hanya berjarak sekitar 97 km dari objek wisata Pantai Pangandaran di Kabupaten Ciamis melewati jalan yang cukup mulus menyisir pantai selatan, dengan koordinat yang dapat di input pada GPS, yaitu S : 07˚ 34.778’ dan E 108˚ 06.430’


PROSPEK PASAR

SS.Mustofa seorang pemerhati pariwisata di Priangan Timur mengungkapkan, bahwa pembangunan ataupun pengembangan obyek wisata Pantai Cipatujah sampai sekarang belum dilaksanakan secara maksimal.

“Namun demikian, seiring dengan perkembangan ekonomi nasional, serta terbukanya jalur transportasi yang menghubungkan wilayah-wilayah Jawa Barat Selatan, perkembangan obyek wisata Tasikmalaya selatan diprediksikan akan dapat berkembang dengan pesat,” ujarnya.

Untuk kondisi saat ini, lanjut SS.Mustofa, jarak tempuh obyek wisata pantai Tasikmalaya Selatan terlalu jauh, sementara variasi daya tarik obyek wisata kurang. “Kondisi ini akan mengurangi keinginan wisatawan untuk datang berkunjung,” tuturnya.

Sebenarnya, obyek wisata pantai selatan di Kabupaten Tasikmalaya, secara geografis tidak terlalu jauh dengan obyek sejenis yang sudah lebih dahulu berkembang seperti objek wisata Pantai Pangandaran. Karena itu, seiring dengan perkembangan obyek wisata Pantai Pangandaran, dalam jangka panjang objek wisata pantai selatan di Kabupaten Tasikmalaya dapat menjadi pelengkap

“Jadi, keberadaan objek wisata pantai yang ada di Kabupaten Tasikmalaya seperti Pantai Cipatujah, Pantai Karang Trowulan, Pantai Sindangkerta dan lainnya, paling tidak menjadi jalur alternatif wisatawan untuk menuju atau jalan pulang setelah dari Pantai Pangandaran,” kata SS. Mustofa.


PELUANG INVESTASI

Lantas peluang investasi, terutama untuk pengembangan infrastruktur di area wisata pantai selatan Kabupaten Tasikmalaya, sebenarnya masih sangat terbuka luas. Problem utama yang menjadi kunci keberhasilan pengembangan adalah infrastruktur transportasi. Karena sampai saat ini jalan tembus Jawa Barat Selatan belum selesai, sehingga mobilitas faktor produksi dan jalur distribusi hasil produksi dari wilayah tersebut belum lancar sebagaimana yang diharapkan.

Karena itu, investasi yang mungkin harus didahulukan oleh pemerintah adalah pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang memudahkan mobilisasi orang atau barang di wilayah tersebut. Setelah prasarana transportasi dan komunikasi lancar, maka secara teoritis akan mendorong investasi swasta untuk menanam investasi sesuai dengan bidang keakhlian masing-masing, termasuk didalamnya bidang usaha yang bergerak di sektor pariwisata.

Namun demikian, agar tidak telanjur berkembang secara liar, maka perlu pemantapan dan penerapan hukum yang tegas dan lugas dalam aplikasi tata ruang yang telah lebih dibuat dahulu.

(*)

Sumber :

Redi Mulyadi

http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=15&jd=Potensi+Objek+Wisata+Pantai+Cipatujah+Pasca+Tsunami&dn=20091003232213

14 Oktober 2009

Tasikmalaya Tidak Hanya Kampung Naga

Selama ini tujuan wisata di Tasikmalaya yang paling populer adalah Kampung Naga. Padahal, di Tasikmalaya ada 30 objek wisata. Potensi wisata lain itu belum digarap secara maksimal.

Untuk memperluas tujuan wisata di Tasikmalaya Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya mengembangkan empat potensi wisata, yakni wisata Cipanas Cipacing, Cipanas Cigunung, Imah Sunda (Rumah adat Sunda), dan Wisata jiarah Tubagus Anggariji.

"Empat potensi wisata itu sudah mulai dibangun dan ditargetkan selesai akhir tahun 2008," kata Kepala Seksi Pengembangan Produk Wisata, Edi Chrisyadi, awal pekan ini.

Edi mengatakan, jumlah potensi wisata di Tasikmalaya seluruhnya ada 30 objek wisata. Dari jumlah itu yang sudah dibangun dan dipromosikan ialah Gunung Galunggung, Wisata jiarah Pamijahan kemudian tiga pantai Cipatujah, Sindangkerta, Karang Taulan.

Sisa potensi wisata belum dikelola dan dikembangkan oleh pemerintah setempat karena terbentur masalah biaya.

Ia mengatakan, dana bantuan yang sudah diberikan pemerintah digunakan untuk membangun empat potensi wisata dan penataan enam fasilitas objek wisata yang sudah berjalan.

Sementara itu, pembangunan Imah Sunda di Kecamatan Bantar Kalong, menurut Edi, akan menjadi daya tarik baru bagi para wisatawan yang akan datang ke pantai Cipatujah, karena Imah Sunda itu dikhususkan sebagai setra Seni Budaya Sunda dan tempat istirahat bagi para pengunjung pantai Cipatujah.

MBK

Sumber : Antara dalam :

http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/23/0704457/tasikmalaya.tidak.hanya.kampung.naga.

23 Oktober 2008

Tasikmalaya Kota Pengrajin

Tasikmalaya merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang lokasinya sekitar 120 KM dari Kota Bandung ibu kota Propensi Jawa Barat. Setiap kendaraan dari Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur yang akan menuju Bandung atau Jakarta dengan melintasi jalur selatan pasti akan melewati kota Tasikmalaya sehingga tasik malaya dikenal juga sebagai kota pariwisata. Setiap tahun diperkirakan jutaan wisatawan nusantara mengunjungi kota Tasikmalaya. Dua tahun belakangan wisatawan mancanegara, khususnya dari Malaysia dan Singapore mulai marak mengunjungi Tasikmalaya sejak dibukanya penerbangan langsung dari Kuala Lumpur Malaysia ke Bandung oleh Silk Air Asia.

Sejak tahun 1980, Tasikmalaya telah menjadi salah satu pusat industri kerajinan di Indonesia. Dikota ini terdapat puluhan ribu usaha kecil kerajinan yang memproduksi berbagai jenis produk seperti bordir, sutera, batik, mebeler, alas kaki, aneka jenis produk kerajinan seperti anyaman bambu, pandan, mendong dan produk-produk kerajinan lainnya yang memiliki nilai seni untuk dekorasi rumah.

Produk kerajinan Tasikmalaya telah dipasarkan keberbagai wilayah di Indonesia bahkan telah dijual luas ke mananegara. Produk kerajinan yang anda beli atau lihat di tempat lain seperti Yogyakarta, Bali atau Jakarta mungkin saja dibuat dan berasal dari kota Tasikmalaya.

Jika suatu saat anda berkunjung ke Bandung, sempatkan diri anda untuk mengunjungi Tasikmalaya, karena disini anda akan kagum ketika melihat begitu banyak produk kerajinan berkualitas tinggi yang dipasarkan dengan harga sangat terjangkau. Tinggal pilih, cindera mata apa yang akan ada beli untuk di bawa pulang.


Sumber :

http://www.kampungtasik.com/tasikmalaya.html

Sejarah Kota Tasikmalaya

Sejarah berdirinya Kota Tasikmalaya sebagai daerah otonomi tidak terlepas dari sejarah berdirinya kabupaten Tasikmalaya sebagai daerah kabupaten induknya. Maka rangkaian sejarah ini merupakan bagian dari rangakaian perjalanan Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya sampai terbentuknya Pemerintah Kota Tasikmalaya.

Pada waktu A. Bunyamin menjabat sebagai Bupati Tasikmalaya tahun 1976 sampai dengan 1981 tonggak sejarah lahirnya kota Tasikmalaya dimulai denngan diresmikannya Kota Administratif Tasikmalaya melalui peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1976 oleh Menteri Dalam Negeri H. Amir Machmud. Periwtiwa ini di tandai dengan penandatangan Prasasti yang sekarang terletak di depan gedung DPRD Kabupaten Tasikmalaya. Pada waktu yang sama dilantik pula Walikota Administratif Pertama yaitu Drs. H. Oman Roosman oleh Gubernur KDH Tingkat I Jawa Barat H. Aang Kunaefi.

Pada awal pembentukannya, wilayah kota Administratif Tasikmalaya meliputi 3 Kecamatan yaitu Cipedes, Cihideung dan Tawang dengan jumlah desa sebanyak 13 desa.

Berikut ini urtutan pemegang jabatan Walikotatif Tasikmalaya dari terbentuknya kota administratif sampai menjelang terbentuknya pemerintah Kota Tasikmalaya :

Berkat perjuangan unsur Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya yang dipimpin Bupati saat itu H. Suljana WH beserta tokoh masyarakat Kabupaten Tasikmalaya dirintislah pembentukan Kota Tasikmalaya dengan lahirnya tim sukses pembentukan Pemerintahan Kota Tasikmalaya yang diketuai oleh H. Yeng Ds. Partawinata SH. bersama tokoh - tokoh masyarakat lainnya. Melalui proses panjang akhirnya dibawah pimpinan Bupati Drs. Tatang Farhanul Hakim, pada tanggal 17 Oktober 2001 melalui Undang-undang Nomor 10 Tahun 2001, Kota Tasikmalaya diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden RI di Jakarta bersama-sama dengan kota Lhoksumawe, Langsa, Padangsidempuan, Prabumulih, Lubuk Linggau, Pager Alam, Tanjung Pinang, Cimahi, Batu, Sikawang dan Bau-bau. 

Undang-undang Nomor 10 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Tasikmalaya, telah mengantarkan Pemerintah Kota Administratif Tasikmalaya melewati pintu gerbang Daerah Otonomi Kota Tasikmalaya untuk menjadi daerah yang mempunyai kewenangan untuk mengatur rumah tangga sendiri.

Pembentukan Pemerintah Kota Tasikmalaya tak lepas dari peran serta semua pihak maupun berbagai steakholder di daerah Kota Tasikmalaya yang mendukung pembentukan tersebut. Tentunya dengan pembentukan Kota Tasikmalaya harus ditindak lanjuti dengan menyediakan berbagai prasarana maupun sarana guna menunjang penyelenggaraan Pemerintah Kota Tasikmalaya.

Berbagai langkah untuk mempersiapkan prasarana, sarana maupun personil serta komponen-komponen lainnya guna menunjang penyelengaraan Pemerintahan Kota Tasikmalaya telah dilaksanakan sebagai tuntutan dari pembentukan daerah otonom itu sendiri.

Pada tanggal 18 Oktober 2001 pelantikan Drs. H. Wahyu Suradiharja sebagai PJ Walikota Tasikmalaya oleh Gubernur Jawa Barat dilaksanakan di Gedung Sate Bandung. Sesusuai Undang-Undang No. 10 Tahun 2001 bahwa wilayah Kota Tasikmalaya terdiri dari 8 Kecamatan dengan jumlah Kelurahan sebanyak 15 dan Desa sebanyak 54, tetapi dalam perjalanannya melalui Perda No. 30 Tahun 2003 tentang perubahan status Desan menjadi Kelurahan, desa-desa dilingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya berubah statusnya menjadi Kelurahan, oleh karena itu maka jumlah kelurahan menjadi sebanyak 69 kelurahan, sedangkan kedelapan kecamatan tersebut antara lain :

1. Kecamatan Tawang 

2. Kecamatan Cihideung 
3. Kecamatan Cipedes 
4. Kecamatan Indihiang 
5. Kecamatan Kawalu 
6. Kecamatan Cibeureum 
7. Kecamatan Mangkubumi 

8. Kecamatan Tamansari

Sebagai salah satu syarat Pemerintah Daerah Otonom diperlukan alat kelengkapan lainnya berupa Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Melalui surat keputusan No. 133 Tahun 2001 Tanggal 13 Desember 2001 Komisi Pemilihan Umum membentuk Panitia Pengisian Keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat KotaTasikmalaya (PPK-DPRD). Melalui proses dan tahapan-tahapan yang dilaksanakan PPK-DPRD Kota Tasikmalaya yang cukup panjang, maka pengangkatan anggota DPRD Kota Tasikmalaya disyahkan melalui Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 171/Kep.380/Dekon/2002 Tanggal 26 April 2002, selanjutnya tanggal 30 April 2002 diresmikannya keanggotaan DPRD Kota Tasikmalaya yang tetama kali. 

Pada tanggal 14 November 2002 dilantiknya Bp. Drs. H. Bubun Bunyamin sebagai Walikota Tasikmalaya, pelantikan Walikota tersebut adalah segabai puncak momentum dari pemilihan Kepala Daerah pertama di Kota Tasikmalaya sebagai hasil dari Tahapan proses pemilihan yang dilaksanakan oleh Legislatif.

Sumber :

http://www.tasikmalayakota.go.id/home.php?show=sejarah

Sejarah Kabupaten Tasikmalaya

Dimulai pada abad ke VII sampai abad ke XII di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Kabupaten Tasikmalaya, diketahui adanya suatu bentuk Pemerintahan Kebataraan dengan pusat pemerintahannya di sekitar Galunggung, dengan kekuasaan mengabisheka raja-raja (dari Kerajaan Galuh) atau dengan kata lain raja baru dianggap syah bila mendapat persetujuan Batara yang bertahta di Galunggung. Batara atau sesepuh yang memerintah pada masa abad tersebut adalah sang Batara Semplakwaja, Batara Kuncung Putih, Batara Kawindu, Batara Wastuhayu, dan Batari Hyang yang pada masa pemerintahannya mengalami perubahan bentuk dari kebataraan menjadi kerajaan.

Kerajaan ini bernama Kerajaan Galunggung yang berdiri pada tanggal 13 Bhadrapada 1033 Saka atau 21 Agustus 1111 dengan penguasa pertamanya yaitu Batari Hyang, berdasarkan Prasasti Geger Hanjuang yang ditemukan di bukit Geger Hanjuang, Desa Linggawangi, Kecamatan Leuwisari, Tasikmalaya. Dari Sang Batari inilah mengemuka ajarannya yang dikenal sebagai Sang Hyang Siksakanda ng Karesian. Ajarannya ini masih dijadikan ajaran resmi pada jaman Prabu Siliwangi (1482-1521 M) yang bertahta di Pakuan Pajajaran. Kerajaan Galunggung ini bertahan sampai 6 raja berikutnya yang masih keturunan Batari Hyang.

Periode selanjutnya adalah periode pemerintahan di Sukakerta dengan Ibukota di Dayeuh Tengah (sekarang termasuk dalam Kecamatan Salopa, Tasikmalaya), yang merupakan salah satu daerah bawahan dari Kerajaan Pajajaran. Penguasa pertama adalah Sri Gading Anteg yang masa hidupnya sejaman dengan Prabu Siliwangi. Dalem Sukakerta sebagai penerus tahta diperkirakan sejaman dengan Prabu Surawisesa (1521-1535 M) Raja Pajajaran yang menggantikan Prabu Siliwangi.

Pada masa pemerintahan Prabu Surawisesa kedudukan Pajajaran sudah mulai terdesak oleh gerakan kerajaan Islam yang dipelopori oleh Cirebon dan Demak. Sunan Gunung Jati sejak tahun 1528 berkeliling ke seluruh wilayah tanah Sunda untuk mengajarkan Agama Islam. Ketika Pajajaran mulai lemah, daerah-daerah kekuasaannya terutama yang terletak di bagian timur berusaha melepaskan diri. Mungkin sekali Dalem Sukakerta atau Dalem Sentawoan sudah menjadi penguasa Sukakerta yang merdeka, lepas dari Pajajaran. Tidak mustahil pula kedua penguasa itu sudah masuk Islam.

Periode selanjutnya adalah pemerintahan di Sukapura yang didahului oleh masa pergolakan di wilayah Priangan yang berlangsung lebih kurang 10 tahun. Munculnya pergolakan ini sebagai akibat persaingan tiga kekuatan besar di Pulau Jawa pada awal abad XVII Masehi: Mataram, banten, dan VOC yang berkedudukan di Batavia. Wirawangsa sebagai penguasa Sukakerta kemudian diangkat menjadi Bupati daerah Sukapura, dengan gelar Wiradadaha I, sebagai hadiah dari Sultan Agung Mataram atas jasa-jasanya membasmi pemberontakan Dipati Ukur. Ibukota negeri yang awalnya di Dayeuh Tengah, kemudian dipindah ke Leuwiloa Sukaraja dan “negara” disebut “Sukapura”.

Pada masa pemerintahan R.T. Surialaga (1813-1814) ibukota Kabupaten Sukapura dipindahkan ke Tasikmalaya. Kemudian pada masa pemerintahan Wiradadaha VIII ibukota dipindahkan ke Manonjaya (1832). Perpindahan ibukota ini dengan alasan untuk memperkuat benteng-benteng pertahanan Belanda dalam menghadapi Diponegoro. Pada tanggal 1 Oktober 1901 ibukota Sukapura dipindahkan kembali ke Tasikmalaya. Latar belakang pemindahan ini cenderung berrdasarkan alasan ekonomis bagi kepentingan Belanda. Pada waktu itu daerah Galunggung yang subur menjadi penghasil kopi dan nila. Sebelum diekspor melalui Batavia terlebih dahulu dikumpulkan di suatu tempat, biasanya di ibukota daerah. Letak Manonjaya kurang memenuhi untuk dijadikan tempat pengumpulan hasil-hasil perkebunan yang ada di Galunggung.

Nama Kabupaten Sukapura pada tahun 1913 diganti namanya menjadi Kabupaten Tasikmalaya dengan R.A.A Wiratanuningrat (1908-1937) sebagai Bupatinya.

Tanggal 21 Agustus 1111 Masehi dijadikan Hari Jadi Tasikmalaya berdasarkan Prasasti Geger Hanjuang yang dibuat sebagai tanda upacara pentasbihan atau penobatan Batari Hyang sebagai Penguasa di Galunggung.


Sumber :

http://www.tasikmalayakab.go.id/content/view/50/42/

Kabupaten Tasikmalaya

Kabupaten Tasikmalaya, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Singaparna, sekitar 380 km sebelah tenggara Jakarta. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Majalengka di utara, Kabupaten Ciamis dan Kota Tasikmalaya di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Garut di barat.


Pemerintahan

Kabupaten Tasikmalaya terdiri atas 39 kecamatan, yang dibagi lagi atas 348 desa dan kelurahan. Kota Tasikmalaya sempat menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Tasikmalaya, tetapi kini menjadi kota otonom sejak 21 Juni 2001. Sejak itu, secara bertahap pusat pemerintahan kabupaten ini dipindahkan ke Kecamatan Singaparna.


Geografi

Sebagian besar wilayah Kabupaten Tasikmalaya merupakan daerah pegunungan, dengan puncaknya Gunung Galunggung dan Gunung Telagabodas. Tasikmalaya memiliki iklim tropis dengan suhu rata-rata di dataran rendah 20°-34° C dan di dataran tinggi 18°-22° C. Curah hujan rata-rata 2.072 mm/tahun.


Pendidikan

Kabupaten Tasikmalaya memiliki sejumlah perguruan tinggi, di antaranya Universitas Siliwangi, Institut Agama Islam Cipasung (IAIC) Singaparna dan Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah (IAILM) Suryalaya. Selain itu, Tasikmalaya dikenal memiliki sejumlah pondok pesantren yang tersebar hampir di seluruh wilayah kabupaten.


Perekonomian

Perekonomian Tasikmalaya umumnya bertumpu pada sektor pertanian, peternakan, dan perikanan, selain juga bertumpu pada sektor pertambangan seperti pasir Galunggung yang memiliki kualitas cukup baik bagi bahan bangunan, industri, dan perdagangan.

Tasikmalaya, terutama pada era sebelum 1980-an, dikenal sebagai basis perekonomian rakyat dan usaha kecil menengah seperti kerajinan dari bambu, batik, dan payung kertas. Selain itu, kota ini pun dikenal sebagai kota kredit akibat banyaknya pedagang dan perantau dari wilayah ini yang berprofesi sebagai pedagang yang menggunakan sistem kredit. Komoditas kreditan umumnya adalah barang-barang kelontong dan kebutuhan rumah tangga. Namun, sangat disayangkan, seiring dengan kebijakan investasi besar-besaran di era 1990-an, potensi ekonomi rakyat di daerah ini cenderung terpinggirkan, bahkan tidak diperhatikan.


Pariwisata

Kampung Naga

Kampung Naga terletak sekitar 90 km dari Bandung. Masyarakat yang tinggal di daerah ini mempunyai tradisi lama yang tetap dipertahankan. Keunikan kampung ini adalah bangunan-bangunan rumah yang dibuat seragam, mulai dari bahan bangunan sampai pada potongan bangunan dan arah menghadapnya. Selengkapnya mengenai Kampung Naga dapat dilihat di halaman Kampung Naga


Kerajinan

Daerah Rajapolah amat terkenal dengan kerajinan anyaman. Di sini banyak dihasilkan tikar, anyaman dari bambu, perabotan rumah tangga, dan sebagainya. Industri kecil lainnya yang amat menarik: Bordir di Kawalu, Payung Tasik, Kelom Geulis dan Batik Tulis. Lingkungan industri kecil yang sedang pesat berkembang ialah Desa Setiamulya, yang menghasilkan industri bordir, kelom geulis, sepatu kulit, meubel, anyaman mendong, dan topi.


Gunung Galunggung

Letusan Gunung Galunggung terakhir, yang terjadi pada tanggal 5 April 1982, memberikan keuntungan di satu sisi. Sisa-sisa letusan itu sekarang berubah menjadi obyek wisata yang indah mempesona, membentuk danau kawah dan sumber air panas.


Pantai Cipatujah

Pantai dengan keindahan alam laut, berpasir putih. Terletak di Kecamatan Cipatujah, sekitar 74 km dari kota Tasikmalaya. Rekreasi bisa dilakukan di muara sungai Cipatujah, mempergunakan perahu, memancing, serta bisa berbelanja berbagai macam buah pisang.


Pantai Sindangkerta

Keistimewaan Pantai Sindangkerta, adalah taman laut yang disebut Taman Lengsar. Bisa digunakan sebagai tempat berenang. Jika air laut surut, maka di taman seluas 20 hektar itu, akan dijumpai karang laut, ikan hias, dan suaka alam satwa penyu hijau yang sudah langka kita temukan.


Pantai Karang Tawulan

Jarak dari kota Tasikmalaya 100 km, terletak di kecamatan Cikalong. Sebuah pantai berkarang dan landai, memiliki panorama laut yang mempesona. Agak ke timur, terdapat pulau kecil Nusa Manuk. Pada waktu-waktu tertentu, Nusa Manuk dihuni oleh berbagai macam jenis burung.


Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Tasikmalaya