Sabtu, 19 Desember 2009

"Ngabuburit" di Taman Resik

Pada tahun 1970-an warga Tasikmalaya punya tempat istimewa untuk ngabuburit atau menunggu saat berbuka, yakni Taman Resik yang terletak persis di lokasi Gedung DPRD Kabupaten Tasikmalaya (Jalan Oto Iskandar di Nata, Kota Tasikmalaya, saat ini).

Taman yang cukup luas tersebut ditumbuhi banyak pohon sehingga terlihat asri dan teduh. Di sini anak-anak bisa bermain ayunan atau bermain jungkat-jungkit yang memang telah disediakan sebagai pelengkap taman.

Di sekitar taman para pedagang menjajakan beragam jajanan untuk takjil, antara lain penjual kue sempe, semacam kue simping yang ngerekes bila digigit. Harga kue berwarna merah ini sekitar Rp 5.000-Rp 10.000 per biji. Bila dimakan dan dijulurkan di mulut, kue ini bisa dipakai untuk menakuti anak balita hingga dia menangis karena menyangka bahwa yang memakan kue tersebut baru saja minum darah.

Kue sempe ini berhadiah. Bila kita membelinya 10 biji, si penjual akan menyuruh kita mengambil semacam kupon, yakni kertas kecil yang dilipat dan ditaruh di dalam kaleng bekas biskuit. Bila beruntung, kita akan mendapatkan nomor di kertas tersebut. Bisa angka 10 untuk hadiah sempe 10 biji, atau angka 20 sampai 40 untuk jumlah hadiah yang sama. Bahkan, bila kita sedang gede milik, ada di antara kupon tersebut yang bergambar bulatan lonjong. Itu berarti kita mendapat hadiah sebutir telur asin.

Yang berhadiah bukan hanya sempe, melainkan juga es parut. Untuk jajanan yang satu ini, kita diharuskan punya keterampilan membidik bila menginginkan hadiahnya, yakni bila kita membeli es tersebut, kita punya satu kesempatan menjepretkan karet gelang ke dalam kaleng bekas biskuit yang sudah dilubangi. Kira-kira jaraknya 2 atau 3 meter. Bila karet berhasil masuk ke dalam kaleng, kita bisa mendapatkan satu jenis hadiah yang disediakan, antara lain potlot dan penghapus.

Bila sedang tidak punya uang dan malas bermain, di taman ini kita juga bisa menonton orang bermain tenis. Lapangan bersebelahan dengan taman, di sisi sebelah selatan. Yang bermain tenis di tempat tersebut biasanya pejabat atau pengusaha. Kalau tidak, cukuplah tiduran beralas tikar di rerumputan. Nikmat dengan angin semilir.

Si Kuik

Di sebelah barat Taman Resik berdiri megah Masjid Agung (lokasinya sama dengan tempat Masjid Agung sekarang). Nah, antara masjid dan taman dipisahkan oleh jalan dan juga rel kereta. Bila saatnya tiba, di rel tersebut akan lewat kereta yang terkenal dengan nama "Si Kuik". Ia dinamakan seperti itu karena suaranya memang "kuak-kuik" sambil menyemburkan asap hitam dari cerobong lokomotifnya.

Ada dua jenis kereta yang dikenal masyarakat Tasikmalaya tempo dulu, yakni Si Kuik ini, yaitu kereta barang yang hanya bergerbong dua atau tiga dan biasa mengangkut pasir dari Gunung Galunggung. Yang lain bernama "Si Kuong". Jenis yang kedua ini adalah kereta penumpang biasa yang bunyinya selalu terdengar "kuooong-kuooong" meskipun ia masih jauh dari stasiun. Keduanya adalah kereta yang masih memakai tenaga batu bara atau suluh.

Biarpun bentuknya lebih kecil, Si Kuik lebih diakrabi anak-anak karena selalu melintas ke kota, yakni melewati Taman Resik kemudian berbelok ke barat ke arah Jalan Yudanegara sekarang. Adapun Si Kuong hanya bisa "ditonton" di rel yang melintasi stasiun.

Anak-anak yang berani selalu tergoda untuk nangkel di gerbong (yang lebih mirip bak tempat mengangkut barang) dan ikut hingga beberapa belas meter sebelum ada petugas yang menghardiknya. Anak-anak biasanya akan nangkel dari stasiun sampai di taman atau ke Gunung Singa, yakni kompleks kolam renang yang di bekas lokasinya kini berdiri Bioskop Parahyangan.

Ada anak-anak yang selalu membawa paku besar untuk kemudian diletakkan di atas besi rel. Bila tergilas roda kereta, paku tersebut akan gepeng dan bisa dibentuk pepesoan. Bila sudah terlihat ada sekelompok anak yang meletakkan paku di rel, sang masinis atau petugas yang biasa ngajega di depan lokomotif akan ngagorowok pura-pura marah, "Sok siah, tiguling keh kareta aing diganjelan paku mah!"

Anak-anak yang bergerombol di pinggir rel akan bubar berlarian sambil tingcirihil, tertawa-tawa. Kujang dan Megaria

Arena ngabuburit lain di sekitar Taman Resik adalah Bioskop Kujang dan Bioskop Megaria. Letaknya di seberang Masjid Agung sebelah utara, yang kini menjadi lokasi Gedung Dakwah. Pada bulan puasa, kedua bioskop ini selalu menyajikan matinee show sampai empat kali, yakni pukul 10.00, 12.00, 14.00, dan 16.00. Bila dipikirkan sekarang, tentu saja sangat aneh ada bioskop yang berseberangan dengan Masjid Agung. Namun, begitulah kenyataan di Tasikmalaya pada 1970-an.

Kedua bioskop yang ngarendeng ini selalu bersaing dalam memutar film. Bahkan, mereka selalu menaruh poster film berukuran besar di depan bioskop sehingga sering menjadi perhatian orang yang tengah wiridan di masjid. Bioskop Megaria (yang kemudian pindah lokasi ke bekas kolam renang Gunung Singa dan berubah nama menjadi Bioskop Parahyangan) selalu menyajikan film-film Hollywood (film Barat), sedangkan Bioskop Kujang sering memutar film-film Mandarin.

Nama-nama bintang film Mandarin tempo dulu dikenal baik oleh pencandu film di Tasikmalaya yang selalu menonton di Bioskop Kujang. Film-film yang mendapat perhatian cukup besar antara lain adalah produksi Shaw Brothers, yakni The Five Brothers yang dibintangi David Chiang dan Cheng Pei Pei, serta One Armed Swordman dengan bintang Wang Yu yang bermain mengesankan sebagai pendekar bertangan satu yang jago memainkan pedang.

Selalu ada banyak gangguan bila kita menonton film di bioskop pada siang hari, terutama bila menonton di Bioskop Megaria yang mempunyai pintu masuk kelas 2 dan 3 di sebelah timur, tepat di pinggir jalan yang berseberangan dengan rumah tahanan. Penonton kelas 2 atau 3 yang baru masuk saat film sudah diputar akan diteriaki dengan riuh oleh penonton lain karena cahaya matahari masuk dan membuyarkan konsentrasi.

Gangguan lain jelas datang dari Si Kuik. Bila sedang lewat, suara kereta ini terdengar nyaring dari dalam bioskop. Suasana tegang atau terhanyut karena adegan film akan terganggu sejenak karena penonton akan serempak nyurakan Si Kuik yang lewat.

Begitulah ngabuburit di Tasikmalaya tempo dulu. Selain orang yang khusyuk tadarus di masjid, di sekitar masjid banyak pula yang menghabiskan waktu untuk kesenangan belaka.


Sumber :

NAZARUDDIN AZHAR

Penyair, Tinggal di Tasikmalaya

http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/09/02/16542846/ngabuburit.di.taman.resik.

2 September 2009

1 komentar:

  1. KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل

    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل


    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل

    BalasHapus